Bangga melihat antusiasme guru belajar teknologi (refleksi pelatihan TIK Adopt Teacher Sampoerna Foundation Teacher Institute)

Minggu, 01 Juni 2008


“Terimakasih atas pengetahuan yang sudah bapak berikan”. Itulah isi pesan yang masuk ke kotak surat saya siang menjelang sore tanggal 31 Mei 2008. Surat elektronik yang berisi pesan diatas masuk ke dalam kotak surat saya, dikirim oleh salah satu guru yang hadir pada pelatihan saya mengenai penggunaan Powerpoint, internet dan surat elektronik. Saya terkejut sekaligus senang para guru yang menjadi peserta pelatihan saat itu, langsung mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan dengan mengirimkan saya surat elektronik yang berisi ucapan terima kasih.

Tidak hanya satu bahkan lebih dari separuh peserta pelatihan mengirimkan saya surat pertama mereka dengan menggunakan internet. Mereka memang baru saja membuat alamat surat elektronik mereka dan senang sekali melihat para guru mengambil manfaat dari kemajuan teknologi.

Saya memang kembali melihat antusias para guru belajar hal baru dalam kehidupan mereka sebagai pendidik walaupun banyak dari mereka baru saja mengenal computer namun dengan memompa semangat mereka sebagai pembelajar saya berhasil membuat mereka antusias dan nyaman perasaannya saat belajar teknologi. Sebuah hal yang mungkin menjadi pegangan sehari-hari siswa kita dirumah.

Untuk anda para pembaca saya coba menuliskan jalannya pelatihan.

Sesi 1 (8.00-9.30)
Guru-guru peserta langsung masuk ke ruang pelatihan yang disediakan dan saya persilahkan untuk langsung menyalakan computer serta layar yang ada didepan mereka. Sambil saya siapkan diri saya berikan waktu untuk mereka bereksplorasi dengan computer. Saya memulai pelatihan dengan doa dan sebuah gambar yang provokatif. Gambar tersebut mencerminkan perbedaan jurang yang berbeda antara generasi sekarang dan generasi yang sekarang menjadi guru. Perbedaan tersebut adalah usia siswa kita lebih menyukai hal-hal yang bersifat multimedia dan menarik . Sementara usia orang yang sekarang menjadi guru lebih menyukai teks dan hal-hal lain yang menurut generasi sekarang agak membosankan.

Saya melakukan ice breaking dengan meminta mereka menyebutkan satu kata motivasi mereka untuk member semangat pelatihan hari itu. Kata-kata tersebut saya gunakan juga untuk memberi semangat saat mereka merasa susah dalam mempelajari teknologi.

Saya meminta mereka melakukan human graph, artinya saat saya menyebutkan satu kata mengenai teknologi saya minta guru yang menguasai keterampilan yang saya sebutkan untuk maju mendekat. Siapa yang mendekat paling dekat kepada saya, memberikan gambaran kepada saya siapa saja yang sudah lebih tahu dari yang lain mengenai jenis teknologi yang saya sebutkan.

Lewat kegiatan tersebut saya minta mereka membentuk kelompok, dan dikomandoi oleh guru yang pengetahuannya lebih dibanding yang lain. Dengan demikian saya menjadi punya asisten untuk membantu mengajar guru yang lainnya.

Sesi 2 (9.45 -12.30)

Kami mulai masuk kepada pengenalan dasar powerpoint, saya berterima kasih kepada para guru yang menjadi ketua kelompok. Dengan cepat dan sukarela mereka membantu saya mengajar anggota tim nya untuk mengerti materi yang saya berikan. Adapun materi yang saya berikan mengenai powerpoint dan cara mengambil informasi serta gambar dari internet.

Akhirnya mereka bergabung lagi dengan guru-guru yang asal daerahnya sama untuk mulai membuat presentasi Project Based Learning yang sudah mereka buat. Hal ini dikarenakan minggu depan (7 Mei 2008) mereka harus mempresentasikan makalah pembelajaran berbasis proyek yang mereka kerjakan bersama-sama.

Saat mereka sedang bekerja di computer secara rutin saya minta mereka melakukan interview dengan orang yang ada didekat mereka dengan pertanyaan dibawah ini;

P.1. Apa saja yang sudah anda lakukan dengan baik?
P.2.Jika ada kesempatan lagi hal apa yang anda bisa lakukan dengan berbeda?

Nuansa pelatihan saat itu sangat cair, artinya semua orang diberi kesempatan memberikan pengajaran pada orang lain. Nampaknya para guru yang hadir sudah akrab dengan pernyataan bahwa ‘siapa yang mengajarkan orang lain akan bertambahlah pengetahuannya’.

Sesi 3 (13.30 -15.00)
Para guru mulai belajar mengenai email. Sebelum mulai saya meminta mereka untuk melakukan permainan yang cukup seru dan menarik. Permainan ini adalah permainan semua orang duduk kecuali ada satu yang berdiri. Satu orang yang berdiri harus membuat semua orang yang duduk setuju dan mengiyakan pernyataan yang ia berikan. Jika setuju orang yang duduk harus berdiri dan mengganti tempat. Orang yang tidak kebagian tempat duduk akan mendapat giliran untuk memberikan pernyataan.

Setelah semua guru rileks dan senang saya mulai memberikan gambaran singkat mengenai manfaat dan bahaya yang bisa ditimbulkan dari internet. Namun saya meminta semua guru yang hadir untuk berfokus pada kegunaan internet yang sangat besar bagi pembelajaran. Dengan demikian mereka juga bisa melindungi siswa mereka dari dampak buruk yang ditimbulkan dari internet.

Pelatihan ditutup dengan peserta yang saya biarkan untuk saling mengirim surat elektronik dan malah beberapa dari mereka sudah bisa melakukan chat atau mengobrol lewat layanan gmail. Salah satu isi suratnya saya cantumkan diatas sebagai pembuka tulisan ini.

Ucapan terima kasih yang besar saya ucapkan kepada Sampoerna Foundation Teacher Institute yang melalui program adopt teacher telah berhasil membuat guru-guru peserta bertambah ilmu dan metode pembelajarannya. Kepada staf Sampoerna Foundation Teacher Institute Bpk Joko, Bpk. Robert dan Bpk. Firman yang telah membantu saya hingga terwujudnya pelatihan saya ucapkan banyak terima kasih.

0 komentar: