19 resep sukses menjadi fasilitator dalam pelatihan guru.

Senin, 16 Juni 2008

Banyak jalan menuju roma, banyak jalan juga menuju peningkatan kompetensi guru. Saat ini sudah mulai banyak lembaga pendidikan yang mulai merasa membutuhkan peningkatan kompetensi guru dengan gaya yang sama sekali baru. Terkadang pengelola sekolah bahkan guru yang dikirim untuk hadir pada acara seminar atau pelatihan guru pulang hanya dengan wacana-wacana yang jika diaplikasikan dikelas akan mengalami kendala. Entah karena wacana yang sama sekali baru, atau cara mendapatkan wacana di pelatihan yang tidak menarik dan membosankan.


Untuk itu selayaknya bentuk atau format pelatihan guru mulai sedikit demi sedikit dirubah dan dibuat menyenangkan. Bayangkan siswa kita pun akan lelah secara mental dan fisik bila selama sehari belajar hanya duduk dibelakang meja saja, duduk diam dan hanya mendengarkan sang pembicara.

Jadi apabila kita memposisikan diri sebagai siswa dalam sebuah pelatihan guru tentu inginnya pelatihan guru dibuat menarik, tidak membosankan dan saat yang sama memberikan inspirasi dan pencerahan. Malah bukannya tidak mungkin apabila benar-benar menginspirasi, keesokan harinya apa yang didapat dari pelatihan langsung diterapkan ke dalam pembelajaran sehari-hari dikelas.

Namun pelatihan guru yang menginspirasi bukannya terjadi tanpa usaha. Karena ada seorang individu yang sudah berjuang keras meramu agar suasana pelatihan menjadi menarik dan tidak membosankan. Orang tersebut adalah fasilitator atau trainer . Tidak diperlukan syarat khusus untuk menjadi fasilitator, tetapi yang paling utama orang tersebut harus konsisten dalam bersikap dan mau berbagi pengetahuan dan yang terpenting sabar dalam melihat orang lain berproses. Konsisten menerapkan sikap-sikap yang baik dalam bergaul di keseharian, dikarenakan seorang fasilitator pelatihan guru yang sukses tidak akan bersikap berbeda dalam kesehariannya dan saat memimpin sebuah pelatihan.Orang tersebut tetap bersikap mau mendengar dan punya rasa yang kuat dalam berusaha mengerti orang lain.

Untuk itu dibawah ini saya sajikan beberapa faktor yang menentukan bagaimana menjadi fasilitator pelatihan guru yang baik.
Fasilitator pelatihan guru itu sebaiknya;
  1. Menetapkan kesepakatan kelas pelatihan diawal sekali, soal penggunaan telepon genggam misalnya. Ini penting sekali , bayangkan apabila ditengah pelatihan semua orang sibuk menerima telepon atau pesan singkat
  2. Meneguhkan kesepakatan yang sudah diputuskan bersama-sama dengan peserta. Soal cara mengemukakan pendapat, cara menyanggah dan berdebat serta aturan lain yang berperan dalam mengatur alur komunikasi selama pelatihan.
  3. Menggunakan metode KWL untuk mengukur sejauh mana peserta pelatihan ingin tahu lebih banyak mengenai topik pelatihan dan apa saja yang sudah mereka dapatkan selema pelatihan.
  4. Membuat atmosfir yang membuat semua orang nyaman berbicara dan mengemukakan pendapat .
  5. Jangan takut menghadapi konflik selama pelatihan karena jangan-jangan ide masukan yang cemerlang datang saat terjadi perbedaan pendapat.
  6. Jangan menjadi individu yang dominan atau terlalu kritis karena saat melatih guru yang nota bene adalah orang dewasa, guru punya banyak ide bagus untuk diberikan pada peserta pelatihan lain. Dengan menjadi dominan anda akan membuat orang yang hadir merasa tidak dihargai pendapat dan pengalamannya dalam dunia pendidikan selama bertahun-tahun.
  7. Berpikir dengan cepat, mampu merubah suasana yang pasif menjadi aktif dan menyenangkan, mampu mengelola peserta yang suka mendominasi dengan cara menerapkan tehnik mendengar dan berperan sebagai katalis.
  8. Jangan berpikir menang kalah. Tugas seorang fasilitator bukannya untuk mengalahkan semua peserta pelatihan lewat argumentasi dan pengetahuannya yang selangit. Fasilitator yang baik malah menggunakan pengetahuan nya itu untuk menggiring peserta secara perlahan-lahan menuju tujuan pelatihan yang sudah ditentukan.
  9. Bisa berperan sebagai ‘katalis' yaitu seseorang yang pandai meramu campuran yang baik namun tanpa disadari bisa menyusupkan campuran khas miliknya. Jadi ketika semua orang yang hadir merasakan bahwa mereka difasilitasi dengan baik, saat yang sama semua orang yang hadir tidak menyadari bahwa ada ‘tangan' yang meramu ini semua.
  10. Menggunakan humor dengan cerdas dan tidak berlebih-lebihan. Humor yang baik digunakan untuk memecah kekakuan dan mencairkan suasana.
  11. Menghargai proses, menghormati perbedaan kemampuan semua orang yang hadir. Ini saya alami saat melatih guru menggunakan teknologi. Hal ini disebabkan tingkat kemampuan yang berbeda-beda terhadap teknologi.
  12. Pusatkan tenaga anda pada hasil pelatihan yang ingin dicapai, dengan demikian anda selalu fokus akan tujuan.
  13. Mau mendengar. Jangan sekali-kali berasumsi dan melakukan penghakiman.
  14. Minum yang cukup selama memimpin pelatihan. Hal ini untuk menjaga intonasi suara anda tetap jernih dan otak anda mendapatkan asupan air yang cukup.
  15. Harus jadi orang yang paling antusias disaat semua peserta pelatihan sudah mulai loyo dan tidak bersemangat. Jangan sekali-sekali terlihat frustasi.
  16. Menerima masukan peserta. Bahkan jika anda harus melakukannya saat itu juga.
  17. Bisa dijadikan teman ‘curhat'. Banyak guru yang khusus datang untuk hadir didalam pelatihan anda. Terkadang para guru tersebut bahagia sekali bila didengarkan dan dimengerti apa yang menjadi kendala mereka selama ini disekolah asal mereka.
  18. Mengajukan pertanyaan terbuka saat peserta memberikan pernyataan. Ini penting sekali dikarenakan dengan demikian mereka merasa ditanggapi dengan baik. Pertanyaan tersebuat adalah "bagaimana", "kapan", "siapa" atau "mengapa".
  19. Jangan takut bila tidak mempunyai jawaban atas pertanyaan peserta. Tugas anda memfasilitasi ‘proses' yang terjadi dan memunculkan semua potensi yang terbaik yang mungkin bisa dimunculkan dan memberikan ruang untuk pengambilan keputusan bersama-sama dengan seluruh peserta. Anda bukan menjadi orang yang serba bisa .Ingat semua peserta juga mempunyai tanggung jawab yang sama dengan fasilitator yaitu mensukseskan jalannya pelatihan.
Dengan demikian fasilitator yang baik mengerti kapan harus memimpin pelatihan, membiarkan terjadinya debat yang seru, bersikap netral atau bahkan menjadi provokator agar ide-ide yang cemerlang dari para peserta pelatihan muncul.

Jadilah fasilitator, dan nikmati saat ide-ide, solusi-solusi bermunculan sambil menggiring semua peserta menuju penyelesaian tujuan pelatihan yang anda tentukan.

Blog Advertising

Baca Selengkapnya……

Saat menghadiri seminar, saat yang tepat untuk menjalin relasi jaringan antar guru.

Minggu, 15 Juni 2008

Menghadiri seminar atau pelatihan bukan hal yang luar biasa lagi untuk guru. Apalagi di jaman sertifikasi ini. Suka atau tidak, guru akan lebih banyak mengahdiri acara sejenis seminar dan pelatihan daripada sebelumnya. Masalahnya banyak guru yang merasa bahwa kehadirannya di seminar hanya untuk mendengarkan pembicara berbicara panjang lebar dari pagi sampai sore dan melewatkan kesempatan emas membangun jaringan saat rehat atau makan siang. Jangan sangka kaum pemasaran atau kaum bisnis saja yang membutuhkan jaringan, guru juga, agar sebagai professional guru mampu membandingkan apa yang sudah atau belum anda lakukan di kelas bersama siswa.

Silahkan melihat beberapa resep dibawah ini yang mungkin berguna saat anda membangun relasi antar guru saat menghadiri seminar atau pelatihan. Resep ini saya dapatkan dari blogthechangeblog'.

Resep #1; siapkan bahan cerita anda

Nama anda unik? Atau anda berasal dari sekolah yang mempunyai khas atau daerah yang banyak memancing orang untuk ingin tahu lebih banyak? Jika iya, anda beruntung sebab anda punya modal awal sebagai bahan perkenalan dengan rekan yang sudah terlebih dahulu hadir ditempat acara.Anda juga bisa membuat versi anda sendiri yang bisa anda ceritakan dalam waktu 30 sampai 60 detik , ceritakan sesuatu yang membuat orang lain tertarik.Tapi jangan lupa bahwa kita semua adalah unik, artinya jangan merasa tidak ada yang menarik dari diri anda. Untuk menggali hal yang unik dari diri anda mungkin pertanyaan ini akan membantu.
  • Apa yang saya sudah lakukan tapi orang lain tidak lakukan?
  • Hal apa dari saya yang memancing orang lain untuk bertanya lebih lanjut?
  • Tanyakan pada diri anda sendiri, hal apakah yang membuat anda teringat terus mengenai sesuatu hal dari orang lain?
Boleh juga jika anda menyesuaikan diri dengan siapa anda berbicara, jika anda berbicara dengan orang yang sudah berkeluarga pastikan anda menyertakan cerita tentang keluarga anda juga atau bicarakan mengenai hobby jika bertemu dengan orang yang lebih muda atau belum berkeluarga.

Resep #2; temukan hal yang umum untuk dibicarakan

Jika anda adalah jenis pribadi yang senang membicarakan minat atau kesukaan anda sendiri sebaiknya anda harus mulai mengubah kebiasaan tersebut. Sebab anda akan menjadi mudah untuk dilupakan orang lain. Akan menjadi lebih mudah untuk menjalin relasi dengan orang lain yang belum kita kenal dengan menggunakan hal yang kita sama-sama sukai dalam pembicaraan. Kuncinya adalah bertanya dengan pertanyaan berjenis terbuka dan jadilah pendengar yang baik, maka anda akan temukan kata kunci untuk dikembangkan. Setelah itu anda akan menemukan alur pembicaraan yang mengasyikkan tanpa ada satu pihak yang mendominasi.

Resep #3; jangan pernah makan sendirian

Terus terang resep ketiga ini buat saya juga berat, saya suka sekali saat hari kerja makan sendirian, sambil berefleksi hal apa saja yang sudah atau belum saya lakukan selama sehari bekerja. Tapi saat mengahadiri acara seminar atau pelatihan adalah saat yang tepat untuk menambah kenalan dan memperluas jaringan. Jadi jangan sungkan untuk bergabung dimeja makan dengan orang yang belum pernah anda temui sebelumnya.

Resep #4; ambil inisiatif, jadilah proaktif

Anda bisa memulai percakapan dengan kontak mata, senyum atau bilang Hai terlebih dahulu. Jika selama pelatihan anda melihat hal yang mengejutkan atau diluar kebiasaan berkomentarlah, maka orang lain akan mendengar anda dan bereaksi kepada anda. Jika anda melihat seseorang memakai sesuatu yang menarik, katakan pada mereka apa yang anda pikirkan. Jadilah individu yang positif, dijamin orang akan senang berada disekitar anda.

Resep #5; berusahalah untuk menjalin kontak lebih lanjut

Terkadang baru di hari terakhir pelatihan kita menyadari bahwa besok tidak akan bertemu dengan orang yang sama lagi. Jadi jangan lupa untuk segera meminta nomor atau alamat email yang bisa dikontak atau bahkan kartu nama. Esok harinya sempatkan untuk mengirim email atau sms yang menanyakan kabar, sekedar mengingatkan pada saat yang dilewati bersama saat pelatihan. Jangan kaget bila anda bisa memulai sebuah hubungan pertemanan baru dengan orang yang anda temui setelah pelatihan.

Seperti kata pepatah; silaturahmi bisa membawa kesehatan, rejeki dan panjang umur. Jadi selamat menjalin kontak dan silaturahmi.

Baca Selengkapnya……

Presentasi pelatihan pembelajaran berbasis proyek.

Selasa, 10 Juni 2008

Dibawah ini saya suguhkan kepada anda, hasil pelatihan yang saya berikan mengenai project based learning atau pembelajaran berbasis proyek. Saya hadirkan karya salah satu kelompok .

[slideshare id=455461&doc=mengenal-tokoh-sfti-adopt-teacher-kelompok-depok-1213005402729199-8&w=425]

Baca Selengkapnya……

Satu tahun ajaran lagi terlewati.

Senin, 09 Juni 2008

Tahun ajaran 2007 dan 2008 hampir lewat, silahkan memperhatikan 9 indikator dibawah ini untuk menjadikan kita guru yang lebih baik dari tahun ajaran kemarin.

Jika sebagai guru saya;
  • Masih menggunakan gaya dan isi pengajaran yang sama seperti yang saya gunakan diwaktu-waktu kemarin.
  • Saya tidak meminta umpan balik dari siswa mengenai cara mengajar saya
  • Saya tidak menganalisa dan menilai hasil pekerjaan siswa saya secara adil, berkala dan pantas.
  • Saya tidak berusaha mengunjungi kelas atau mengobservasi rekan guru lain
  • Saya tidak menjadikan karya anak didik saya sebagai bahan diskusi dengan rekan guru yang lain demi mendapatkan umpan balik, saran atau kritik.
  • Saya tidak mengunjungi sekolah lain, menghadiri pelatihan, seminar, atau membaca bahan bacaaan untuk meningkatkan wawasan cara mengajar saya.
  • Saya tidak mempersilahkan orang lain yang lebih berpengalaman untuk masuk dan melihat dan mengobservasi lalu memberikan umpan balik kepada saya mengenai cara saya mengajar.
  • Saya tidak mempunyai perencanaan pengembangan professional pribadi tahunan yang berfokus pada peningkatan cara belajar siswa.
  • Saya tidak mempunyai evaluasi penilaian cara mengajar saya yang sistematis dan disesuaikan dengan tujuan pribadi saya, kelas parallel saya dan ukuran yang ditetapkan dari sekolah.
Ini berarti kita belum layak menjadi guru yang lebih baik dari tahun ajaran kemarin. Namun jangan khawatir, beberapa dari faktor diatas merupakan tanggung jawab seluruh komunitas sekolah untuk membentuk sistemnya. Jadi di tahun ajaran depan silahkan ajukan hal diatas yang belum anda laksanakan kepada pihak pimpinan agar dibuat suatu sistem yang membuat kita sebagai guru selalu berupaya meningkatkan diri untuk menjadi guru yang lebih baik.

Baca Selengkapnya……

Bangga melihat antusiasme guru belajar teknologi (refleksi pelatihan TIK Adopt Teacher Sampoerna Foundation Teacher Institute)

Minggu, 01 Juni 2008


“Terimakasih atas pengetahuan yang sudah bapak berikan”. Itulah isi pesan yang masuk ke kotak surat saya siang menjelang sore tanggal 31 Mei 2008. Surat elektronik yang berisi pesan diatas masuk ke dalam kotak surat saya, dikirim oleh salah satu guru yang hadir pada pelatihan saya mengenai penggunaan Powerpoint, internet dan surat elektronik. Saya terkejut sekaligus senang para guru yang menjadi peserta pelatihan saat itu, langsung mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapatkan dengan mengirimkan saya surat elektronik yang berisi ucapan terima kasih.

Tidak hanya satu bahkan lebih dari separuh peserta pelatihan mengirimkan saya surat pertama mereka dengan menggunakan internet. Mereka memang baru saja membuat alamat surat elektronik mereka dan senang sekali melihat para guru mengambil manfaat dari kemajuan teknologi.

Saya memang kembali melihat antusias para guru belajar hal baru dalam kehidupan mereka sebagai pendidik walaupun banyak dari mereka baru saja mengenal computer namun dengan memompa semangat mereka sebagai pembelajar saya berhasil membuat mereka antusias dan nyaman perasaannya saat belajar teknologi. Sebuah hal yang mungkin menjadi pegangan sehari-hari siswa kita dirumah.

Untuk anda para pembaca saya coba menuliskan jalannya pelatihan.

Sesi 1 (8.00-9.30)
Guru-guru peserta langsung masuk ke ruang pelatihan yang disediakan dan saya persilahkan untuk langsung menyalakan computer serta layar yang ada didepan mereka. Sambil saya siapkan diri saya berikan waktu untuk mereka bereksplorasi dengan computer. Saya memulai pelatihan dengan doa dan sebuah gambar yang provokatif. Gambar tersebut mencerminkan perbedaan jurang yang berbeda antara generasi sekarang dan generasi yang sekarang menjadi guru. Perbedaan tersebut adalah usia siswa kita lebih menyukai hal-hal yang bersifat multimedia dan menarik . Sementara usia orang yang sekarang menjadi guru lebih menyukai teks dan hal-hal lain yang menurut generasi sekarang agak membosankan.

Saya melakukan ice breaking dengan meminta mereka menyebutkan satu kata motivasi mereka untuk member semangat pelatihan hari itu. Kata-kata tersebut saya gunakan juga untuk memberi semangat saat mereka merasa susah dalam mempelajari teknologi.

Saya meminta mereka melakukan human graph, artinya saat saya menyebutkan satu kata mengenai teknologi saya minta guru yang menguasai keterampilan yang saya sebutkan untuk maju mendekat. Siapa yang mendekat paling dekat kepada saya, memberikan gambaran kepada saya siapa saja yang sudah lebih tahu dari yang lain mengenai jenis teknologi yang saya sebutkan.

Lewat kegiatan tersebut saya minta mereka membentuk kelompok, dan dikomandoi oleh guru yang pengetahuannya lebih dibanding yang lain. Dengan demikian saya menjadi punya asisten untuk membantu mengajar guru yang lainnya.

Sesi 2 (9.45 -12.30)

Kami mulai masuk kepada pengenalan dasar powerpoint, saya berterima kasih kepada para guru yang menjadi ketua kelompok. Dengan cepat dan sukarela mereka membantu saya mengajar anggota tim nya untuk mengerti materi yang saya berikan. Adapun materi yang saya berikan mengenai powerpoint dan cara mengambil informasi serta gambar dari internet.

Akhirnya mereka bergabung lagi dengan guru-guru yang asal daerahnya sama untuk mulai membuat presentasi Project Based Learning yang sudah mereka buat. Hal ini dikarenakan minggu depan (7 Mei 2008) mereka harus mempresentasikan makalah pembelajaran berbasis proyek yang mereka kerjakan bersama-sama.

Saat mereka sedang bekerja di computer secara rutin saya minta mereka melakukan interview dengan orang yang ada didekat mereka dengan pertanyaan dibawah ini;

P.1. Apa saja yang sudah anda lakukan dengan baik?
P.2.Jika ada kesempatan lagi hal apa yang anda bisa lakukan dengan berbeda?

Nuansa pelatihan saat itu sangat cair, artinya semua orang diberi kesempatan memberikan pengajaran pada orang lain. Nampaknya para guru yang hadir sudah akrab dengan pernyataan bahwa ‘siapa yang mengajarkan orang lain akan bertambahlah pengetahuannya’.

Sesi 3 (13.30 -15.00)
Para guru mulai belajar mengenai email. Sebelum mulai saya meminta mereka untuk melakukan permainan yang cukup seru dan menarik. Permainan ini adalah permainan semua orang duduk kecuali ada satu yang berdiri. Satu orang yang berdiri harus membuat semua orang yang duduk setuju dan mengiyakan pernyataan yang ia berikan. Jika setuju orang yang duduk harus berdiri dan mengganti tempat. Orang yang tidak kebagian tempat duduk akan mendapat giliran untuk memberikan pernyataan.

Setelah semua guru rileks dan senang saya mulai memberikan gambaran singkat mengenai manfaat dan bahaya yang bisa ditimbulkan dari internet. Namun saya meminta semua guru yang hadir untuk berfokus pada kegunaan internet yang sangat besar bagi pembelajaran. Dengan demikian mereka juga bisa melindungi siswa mereka dari dampak buruk yang ditimbulkan dari internet.

Pelatihan ditutup dengan peserta yang saya biarkan untuk saling mengirim surat elektronik dan malah beberapa dari mereka sudah bisa melakukan chat atau mengobrol lewat layanan gmail. Salah satu isi suratnya saya cantumkan diatas sebagai pembuka tulisan ini.

Ucapan terima kasih yang besar saya ucapkan kepada Sampoerna Foundation Teacher Institute yang melalui program adopt teacher telah berhasil membuat guru-guru peserta bertambah ilmu dan metode pembelajarannya. Kepada staf Sampoerna Foundation Teacher Institute Bpk Joko, Bpk. Robert dan Bpk. Firman yang telah membantu saya hingga terwujudnya pelatihan saya ucapkan banyak terima kasih.

Baca Selengkapnya……

7 ciri guru yang (mungkin) siswa sukai

Minggu, 25 Mei 2008

Pada beberapa tahun karir saya sebagai pengajar, sekolah tempat saya mengajar mendatangkan seorang ahli pendidikan yang bukan hanya ahli dalam jargon dan paradigma, tetapi juga seorang guru yang mengajar dikelas. Orang tersebut adalah Tony Ryan.

Baca Selengkapnya……

Interaksi pemasaran di sekolah

Selasa, 20 Mei 2008

Musim tahun ajaran baru segera tiba, banyak sekolah swasta yang sudah mulai berhitung berapa siswa yang berhasil dijaring dan menjadi warga baru di sekolah. Berbagai metode promosi untuk menarik siswa baru kembali masuk ‘kotak' untuk dievaluasi kembali. Mana yang efektif, mana yang terbukti harus di rubah.

Namun apabila anda berjalan-jalan di banyak tempat di Jakarta terutama di daerah yang dekat dengan kawasan pemukiman, maka suasana promosi sekolah masih terasa lewat tawaran di spanduk maupun event-event yang diselenggarakan di pusat perbelanjaan. Kerja untuk mempromosikan sekolah memang sebuah pekerjaan yang menuntut konsentrasi yang tinggi, energi dan biaya yang tidak sedikit.

Tulisan ini bukan akan membahas metode apa yang paling cocok untuk diterapkan dalam mempromosikan sekolah. Namun lebih kepada upaya mengingatkan semua pihak sebagai penyelenggara sekolah bahwa ada hal yang sebenarnya bisa diterapkan dan terbukti bisa membantu memasarkan sebuah sekolah.

Hal yang saya maksud adalah ‘interaksi pemasaran'. Sebenarnya hal ini sangat mudah untuk dirasakan tetapi banyak pihak yang lupa untuk memperkuat dan memberi makna jenis interaksi ini. Padahal jika interaksi pemasaran menjadi ‘ruh' bagi semua warga yang ada di sekolah maka yang terjadi anggaran yang promosi yang minim pun menjadi tidak masalah.

Pengertian dari interaksi pemasaran di sekolah adalah semua kesempatan dimana terjadi interaksi atau hubungan antara sekolah melalui elemennya yaitu pimpinan, guru, administrasi, satpam dengan orang tua, pengunjung, siswa, pejabat diknas merupakan interaksi pemasaran. Karena dalam setiap kesempatan interaksi itu pihak yang merasa puas dan senang, akan meningkat kepercayaannya terhadap sekolah kita.

Kelas sebagai inti dari kegiatan sebuah sekolah serta guru sebagai aktor utama juga punya peranan yang kuat dalam tipe interaksi ini. Jika anda sebagai guru masih menyajikan hal-hal yang kurang menantang bagi siswa dikelas, jangan terkejut bila hal itu juga menjadi sebuah interaksi pemasaran yang kurang berhasil tentunya.

Inspirasi tulisan berasal dari sini.

Baca Selengkapnya……