Pandangan keliru mengenai pembelajaran dengan sistem proyek.

Jumat, 28 Desember 2007

Dulu ketika mendengar perkataan mengenai pembelajaran dengan sistem proyek yang terbayang di benak saya adalah

Unit pembelajaran mempunyai rentang waktu yang panjang dan susah sekali untuk menjadi fokus.



Kenyataannya:




Ternyata dalam pembelajaran system ini melibatkan perencanaan yang bersifat hands on dan minds on, alias bisa menjadi sebuah pola yang menarik dan menantang. Bayangkan ternyata yang disebut pembelajaran system proyek bisa sangat detail (kampanye kebiasaan menghemat air untuk kelas 5) sampai yang sangat sederhana (debat mengenai pengaruh budaya asing terhadap budaya kita sendiri di kelas 4). Seperti biasa sepanjang direncanakan dengan baik, sesuai dengan kurikulum dan yang terpenting menyertakan harapan apa yang guru inginkan dari siswa.



Pembelajaran dengan sistem proyek berarti sebuah perubahan besar dalam membelajarkan siswa



Kenyataannya:



Setelah saya alami pembelajaran system ini menjadi wadah yang membolehkan kita menggunakan pendekatan atau metodologi yang telah kita kuasai. Semata-mata tujuannya adalah memperkaya pengalaman belajar siswa dan membuat penggunaan waktu yang efektif dalam membelajarkan siswa. Jadi tidak ada yang berubah dalam hal ini, dikarenakan tetap yang menjadi tujuan adalah siswa. Apa yang siswa harus ketahui dan mampu lakukan.




Pembelajaran dengan sistem proyek menambah banyak pekerjaan guru.



Kenyataannya:



Saya mulai dari yang mudah (menggunakan satu atau dua metode) terlebih dahulu, dan membuat jurnal mengenai apa yang berlangsung dengan baik serta apa yang menemui kendala. Adapun dalam tipe pembelajaran jenis ini yang disebut memulai proyek yang kecil adalah dengan;




  • Mengundang orang tua siswa untuk menjadi pembicara (expert)

  • Membuat skenario proyek

  • Melibatkan siswa dalam membuat rubruk penilaian

  • Menggunakan metode pembelajaran dengan bekerja sama.


0 komentar: