7 cara dahsyat memberi muatan lebih pada pembelajaran tema

Senin, 11 Februari 2008

learningpower_mindmap-jpg.jpg

Dari sebuah milis pendidikan yang ada di yahoogroups, saya mendapat sebuah kisah menarik. Ada seorang ibu yang berkeluh kesah mengenai pembelajaran yang didapat anak nya di sekolah. Kisah ibu itu dimulai ketika kelas putranya di sebuah sekolah dasar sedang melakukan pembelajaran tematik yang bertema ‘rumah'. Dari awal pembelajaran relatif tidak ada masalah. Masalah baru timbul ketika kelas putranya mengadakan kunjungan dari rumah ke rumah. Maklum, tema yang sedang berlangsung adalah ‘rumah' maka guru kelas mempunyai inisaitif mengadakan kunjungan kepada salah satu rumah siswa, sebagai aktivitas dari pembelajaran. Sepulang dari kunjungan, anak ibu tadi sibuk membandingkan rumahnya sendiri dengan rumah teman yang baru dikunjungi nya. Sang ibu menjadi khawatir dikarenakan ia merasa putranya menjadi orang yang kurang bersyukur. Padahal selama ini sebagai orang tua ia selalu menanamkan sifat bersyukur sebagai bagian dari pendidikan yang ia berikan dirumah.



Apa yang salah dari cerita diatas? Terlepas dari sifat kanak-kanak yang dimiliki oleh seorang siswa, sebenarnya ada hal yang kurang direncanakan dari aktivias pembelajaran pada tipe pembelajaran tematik seperti diatas.

Pembelajaran tematik adalah sebuah tipe pembelajaran yang mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema. Tentu tidak semua materi pelajaran dapat di ikat dalam satu tema, misalnya matematika. Namun sebagian besarnya dapat dilakukan dengan usaha kreatif dan inovatif sang guru.

Berikut ini adalah beberapa cara agar pembelajaran tematik dapat bernilai lebih dari sekedar menghubung-hubungkan mata pembelajaran kedalam tema.

1. Jangan memaksakan integrasi dengan subyek pembelajaran lain, hasilnya seperti kejadian diatas. Akan ada aktivitas pembelajaran yang dipaksa untuk di cocok-cocok an

2. Saat merencanakan pembelajaran berilah pertanyaan pada siswa untuk mengarahkan rasa ingin tahu mereka terhadap sebuah hal.

3. Buat lah jurnal serta alat pencatat lain untuk berbagi hasil pengamatan dan pertanyaan yang timbul selama pembelajaran.

4. Buatlah waktu khusus bagi siswa untuk menceritakan mengenai hal-hal apa saja yang sudah didapatkan selama pembelajaran.

5. Saat siswa dan guru melakukan riset mencari pengetahuan kedua-duanya menggunakan cara yang beragam antara lain;

  • Menggunakan peta pikiran

  • Cd rom, film, televisi, video

  • Membawa sebuah benda dari rumah yang ada hubungannya dengan topic, lalu biarkan semua warga dikelas mempertanyakannya

  • Internet

  • Lukisan dan foto-foto

  • Model 3 dimensi

  • komik

  • dan lain-lain


6. saat menilai siswa pilihlah kriteria penilaian yang benar-benar mereka perlukan saat sekarang dan masa depan.identifikasilah mana yang siswa harus ketahui, siswa harus mengerti, dan apa yang siswa harus bisa lakukan.

7. sebagai aktivitas puncak pembelajaran atau tema, gunakan banyak macam dari tipe pengungkapan hasil pengetahuan yang sudah siswa pelajari. Misalnya; pantomime, talk show (mencontoh acara perbincangan di televisi), diorama, diagram, melakukan siaran seperti seorang penyiar radio, grafik, diagram venna, drama musical, debat, pantun, satu kecerdasan dari kecerdasan majemuk, teater boneka, simulasi, membuat video, presentasi powerpoint, model maket yang berskala, puisi, karya tulis, 6 topi berpikir de bono, drama, kolase, karya seni visual, time line (rentang waktu), menyanyi lagu rap, laporan lisan, serta membuat buku

gambar dari; http://www.pms.ac.uk/pphi/institute/masters/visualisations.html

0 komentar: